Setiap individu memiliki ciri, sifat bawaan (heredity), dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan sekitarnya. Ahli psikologi berpendapat bahwa kepribadian seseorang dibentuk oleh perpaduan faktor pembawaan dan lingkungan. Karakteristik bawaan, baik yang bersifat biologis maupun psikologis, dimiliki sejak lahir. Apa yang difikirkan, dikerjakan, atau dirasakan seseorang, atau merupakan hasil perpaduan antara apa yang ada di antara faktor-faktor biologis yang diwariskan dan pengaruh lingkungan sekitar .
Perkembangan Psikologis menurut Bijau dan Baer adalah perubahan progresif yang menunjukkan cara organisme bertingkah laku dan berinteraksi dengan lingkungannya .
Selanjutnya, menyikapi karakteristik yang dimiliki oleh setiap individu tentunya tidak sama antara individu satu dengan individu lainnya, maka dapat ditarik benang merah bahwa terkadang seseorang dilahirkan oleh orang tua yang sama, akan tetapi sifat dan karakter seorang anak tidak sama disebabkan oleh kedua faktor yakni faktor internal (bawaan) dan faktor eksternal (lingkungan) yang saling mempengaruhi kedua faktor tersebut dan hal ini lebih dikenal dengan konvergensi (perpaduan bawaan dan lingkungan).
Namun secara formal individu seorang anak yang sudah berada dalam lingkungan pendidikan disebut peserta didik. Secara formal peserta didik adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari dari seseorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik. Pertumbuhan menyangkut fisik dan perkembangan menyangkut psikis.
Berbicara mengenai perkembangan seorang anak tidak dapat dipungkiri kan mengalami perkembangan social yang tidak dapat dipisahkan dengan interaksi antar individu dengan kehidupan lingkungan social masayarakat yang ada disekitarnya. Dalam proses pertumbuhan dan dan perkembangannya, setiap individu tidak dapat berdiri sendiri, tetapi memerlukan bantuan individu lainnya. Bayi yang baru lahir tidak dapat mempertahankan kehidupannya tanpa bantuan orang tuanya. Sejalan dengan pertumbuhan badannya, bayi yang telah menjadi anak dan seterusnya menjadi dewasa, akan mengenal lingkungan yang lebih luas. Perkenalan dengan orang lain dimulai dengan mengenal ibunya, kemudian ayah dan saudara-saudaranya, akhirnya ia mengenal orang lain di luar lingkungan keluarganya, selanjutnya, orang yang dikenalnya semakin banya dan semakin heterogen.
Pada umumnya, setiap anak akan lebih tertarik kepada teman sebaya yang sama jenis kelaminnya. Anak-anak itu kemudian akan membentuk kelompok sebaya dengan dunianya, memahami dunianya, dan dunia pergaulan yang lebih luas. Selanjutnya, manusia mengenal kehidupan bersama, berkeluarga, bermasyarakat dan berkehidupan social. Dalam perkembangannya, ia mengetahui bahwa kehidupan manusia itu seorang diri, harus saling membantu dan dibantu, memberi dan diberi, dan sebagainya.
Lingkungan
Lingkungan adalah ruang dan waktu yang menjadi tempat eksistensi manusia. Dalam konsep ajaran pendidikan Islam, lingkungan yang baik adalah lingkungan yang diridai oleh Allah dan Rasulullah SAW. Misalnya lingkungan sekolah, madrasah, masjid, majlis taklim, balai musyawarah, dan lingkungan masyarakat yang islami. Adapaun lingkungan yang mendapat muraka Allah dan Rasul-Nya adalah lingkungan yang dijadikan tempat melakukan kemaksiatan dan kemungkara.
Sebenarnya yang salah atau jelek bukan lingkungannya, melainkan manusia yang memakai dan mengambil manfaat lingkungan bersangkutan. Pada dasarnya, semua lingkungan itu karunia Allah. Hanya saja, manusia yang bodoh menjadikan lingkungan itu kotor.
Bagi umat Islam, lingkungan yang baik dan berpengaruh dalam meningkatkan akhlak yang mulia adalah lingkungan yang sehat dan dijadikan tempat berbagai kegiatan bermanfaat, seperti pendidikan Islam, pengajian, dan aktivitas islami lainnya.
Anak Didik, Pertumbuhan, dan Lingkungan Islami
Anak didik akan tumbuhbersama lingkungannya dan dipengaruhi oleh lingkungannya pula. Dengan pandangan tersebut, pertumbuhan anak didik telah diukir oleh orang tuanya sejak ia dilahirkan. Ukiran perilaku anak oleh orang tua dilakukan dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
- Mensyukuri nikmat Allah dan memperbanyak ibadah kepad-Nya;
- Mencari rizki yang halal
- Membaca, Bismillahirrohmanirohim ketika hendak melahirkan anak
- Mengumandangkan adzan dan iqamat ketelinga anak yang baru dilahirkan;
- Mendoakan anak agr terlindung dari setan;
- Memandikan anak dari kotoran yang melekat di tubuhnya;
- Mencukur anak; melaksanakan akikah saesuai contoh Rasulullah SAW;
- Memberi nama dengan nama yang baik menurut Islam.
- Memberi air susu ibu dengan penuh kasih saying
- Mengajari anak cara berbicara dengan bahasa yang baik;
- Menyekolahkan anak dan mendidiknya dengan ilmu agama Islam sebagai bekal hidup;
- Menyalurkan bakat dan minat dan cita-citanya;
- Menikahkan anak dengan jodoh yang dipilihkan oleh Allah; dan
- Melepas anak untuk hidup mandiri dan bertanggung jawab dal;am mengarungi kehidupan baru berkeluarga bermasyarakat.
Pembinaan Lingkungan Islami
Lingkungan yang harus dibina dengan konsep Islam adalah sebagai berikut :
- Lingkungan keluarga
- Lingkungan sekolah
- Lingkungan masyarakat
Pembinaan pertama kali bagi anak didik adalah lingkungan keluarga, karena merupakan tempat berinteraksi pertama kali, lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orang tuanya, saudara-saudaranya, dan kerabat dekatnya yang tinggal serumah. Melalui lingkungan tersebut, anak mengenal dunia dan sekitarnya dan pola pergaulan sehari-hari. Orang tua mencurahkan perhatian untuk mendidik agar anak memperoleh dasar-dasar pola pergaulan yang benar dan baik melalui penanaman disiplin, kebebasan dan keserasian, keluaraga berfungsi sebagai media sosialisasi.
Lingkungan keluarga menjadi tolak ukur keberhasilan anak didik dalam pendidikan. Oleh karena itu, terutama orang tua yang memikul tanggung jawab besar dalam pendidikan anak, sepatutnya mengembangkan potensi dirinya melalui keikutsertaannya dalam acara-acara yang bermanfaat, misalnya pengajian, berorganisasi, dan sebagainya. Dengan demikian, ilmu pengetahuannya semakin berkembang dan memberi manfaat untuk pengembangan pendidikan Islam dalam lingkungan keluarga.
Sehubungan dengan kebutuhan social yang dialami anak didik untuk melakukan kontak dengan masyarakat supaya bisa berinteraksi dengan baik baik dengan teman-temannya secara wajar. Begitu juga supaya dapat diterima oleh orang yang tinggi dari dia, seperti orang tuanya, guru-gurunya dan pemimpin-pemimpinya.
Kebutuhan ini perlu dipenuhi agar anak didik dapat memperoleh posisi dan prestasi dalam masyarakat.
Setelah anak didik mengalami sosialisi dilingkungan keluarga, maka selanjutnya akan mengalami sosialisasi di lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah terdiri atas tempat belajar dan mengajar, para pendidik dan anak didik, karyawan sekolah, alat-alat dan fasilitas sekolah, seperti perpustakaan, dan aktivitas lainnya yang melibatkan lembaga pendidikan, seperti kegiatan ekstrakurikuler seperti perkemahan, olahraga, kegiatan kesenian, dan sebagainya. Dalam lingkungan sekolah, perbedaan individual anak didik perlu mendapat perhatian dari guru agar proses belajar mengajar berjalan secara kondusif.
Sedangkan lingkungan masyarakat merupakan wilayah sosialisasi anak didik setelah mengalami interaksi social di lingkungan sekolah. Sebagai tahapan penyesuaian terhadap norma-norma dan nilai-nilai yang terdapat di masyarakat. Tahapan ini sering disebut dengan tahap penerimaan norma kolektif ( Generalized Other). Pada tahap penerimaan ini seoarang manusia sudah disebut orang dewasa. Anak didik bukan hanya menempatkan dirinya pada posisi orang lain, tetapi juga dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Individu tersebut telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peranan orang-orang lain dengan siapa berinteraksi. Sebagai anak didik, ia telah mampu memahami peranan yang dijalankan seorang guru, dan sebagainya.
Seiring dengan proses sosialisasi yang dialami dengan baik di lingkungan keluarga maupun sekolah, maka secara garis besar anak didik ketika memasuki dunia luar yakni lingkungan masyarakat, maka dia akan melakukan interaksi dengan baik sebagai hasil dari pola interaksi secara baik di lingkungan keluarga dan sekolah. Dengan bekal ilmu pendidikan yang baik, maka ketika anak tersebut menemukan berbagai kejadian atau peristiwa baru, asing, yang baik dan buruk, yang patut ditiru atau tidak pantas ditiru, yang terpuji dan yang tercela. Jelasnya, banyak peristiwa dan karakter kehidupan manusia yang memberikan pengaruh positif atau negative terhadap kehidupan anak didik ketika berada di lingkungan masyarakat .
Kaitannya pengembangan ilmu pendidikan Islam dengan keberadaan hal-hal yang dinamis dan perkembangan globalisasi yang memengaruhi cara hidup masyarakat dewasa ini, ilmu pendidikan Islam dituntut untuk merumuskan berbagai teori pendidikan Islam yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
Pengembangan ilmu pendidikan Islam berkaitan dengan lingkungan masyarakat ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
- Pendidikan tentang lingkungan yang bersih, yakni yang bersih dari kemaksiatan. Oleh karena itu, perlu dipelajari dan diamalkan semua yang berkaitan dengan pendidikan akhlak dan budi pekerti yang baik menurut agama, undang-undang, dan norma-naorma yang berlaku dimasyarakat.
- Pendidikan tentang amar ma’ruf nahi mungkar, yakni pendidikan dakwah yang menyemarakkan lingkungan masyarakat dengan berbagai kegiatan positif dan dijunjung tinggi oleh nilai-nilai keislaman, misalnya pengajian, tadarusan, bimbingan pengajian anak-anak, remaja, orang tua dan seluruh komponen masyarakat. Memperbanyak pembangunan tempat ibadah dan majelis taklim.
- Pendidikan tentang sanksi social bagi anggota masyarakat yang merusak nama baik lingkungan social-religiusnya. Sanksi social diberlakukan dengan tetap mempertahanakan keselarasan dengan hokum yang berlaku dan nilai-nilai islami.