Pengukuran Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik - Alfan Fazan Jr.
Pengukuran Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik

Pengukuran Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik


Pengukuran Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sisntesis dan evaluasi. Hal ini sesuai dengan taksonomi bloom (1956) yang diurutkan secara Hierarki Peramedal. Sistem klasifikasi bloom dapat digambarkan sebagai berikut :

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai tiap aspek sebagaimana diberikan dalam taksonomi bloom :

Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan adalah aspek mendasar dalam taksonomi bloom. Sering kali disebut sebagai aspek ingatan (recall). Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengenal atau mengetahui adanya konsep. Fakta dan istilah-istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. Karena itu rumusan TIK menggunakan kata-kata operasional sebagai berikut ; menyebutkan, menunjukkan, mengenal, mengingat kembali. Menyebutkan definisi, memilih dan menyatakan. Bentuk soal yang sesuai untuk mengukur kemampuan ini adalah : Tipe (melengkapi/menjodohkan), tipe isian. Tipe benar-salah, pilihan ganda. Akan tetapi orang banyak menggunakan benar-salah, karena lebih mudah menyusunnya.
Ada beberapa cara untuk dapat mengingat dan menyimpan materi dalam ingatan seperti teknik memo, jembatan kedelai, mengurutkan kejadian, membuat singkatan yang bermakna. Pengetahuan ini merupakan ranah kognitif tingkat rendah yang paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Dan hal ini berlaku bagi semua bidang studi.

Pemahaman

Tipe hasil belajar ini lebih tinggi dari pengetahuan siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya. Bentuk soal yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah pilihan ganda atau uraian.
Pemahaman dibedakan dalam 3 kategori :
  • Pertama, pemahaman penafsiran (interpretation), mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia mengartikan bhineka Tunggal Ika, mengartikan merah putih dan sebagainya.
  • Kedua, Pemahaman Penafsiran (Interpretation), yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.
  • Ketiga, pemahaman extrapolasi (Extrapolation), penerapan extrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas dalam arti waktu, dimensi, kasus ataupun masalahnya.

Penerapan (Application)

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan. Pengukuran kemampuan ini umumnya menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving) melalui pendekatan ini siswa dihadapkan dengan suatu masalah, entah rill atau hipotesis, yang perlu dipecahkan dengan menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya.

Analisis (analysis)

Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya atau susunannnya. Dengan analisis diharapkan mempunyai pemahaman yang komperehensif, dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian-bagian yang terpadu, memahami proses, cara kerja, dan sistematikanya. Bentuk soal yang sesuai untuk mengukur kemampuan ini adalah pilihan ganda dan uraian.

Sintesis (syntesis)

Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Pada jenjang ini seseorang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada. Pengukurannya menggunakan kemampuan mengkomunikasikan gagasan, perasaan, dan pengalaman dalam bentuk tulisan, menyusun rencana atau mekanisme dari suatu tugas atau problem yang diketengahkan.

Penilaian (evaluation)

Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengevaluasi asisituasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan kriteria tertentu. Yang penting dalam evaluasi ialah menciptakan kriteria tertentu, agar pengevaluasi tidak subjektif diperlukan standar, ukuran atau kriteria. Misalnya : menugaskan siswa mengembangkan kriteria untuk mengevaluasi program pengajaran dalam efektivitas dan efesiensinya.

Pengukuran Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai, dalam ranah ini meliputi 5 jenis kemampuan.
  • Menerima (reciving/attending) yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi dan gejala.
  • Menjawab (responding), kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar.
  • Menilai (valuing), jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu. Mulai dari sekedar penerimaan nilai (memperbaiki keterampilan kelompok). Sampai menerima tanggung jawab untuk fungsi kelompok yang lebih efektif.
  • Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem (organisasi) termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang dimiliki. Contoh konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai dan lain-lain.
  • Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Kedalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.

Ranah Psikomotoris

Ranah pskomotoris meliputi enam jenis kemampuan yakni gerakan refleks, gerakan fundamental yang dasar, kemampuan perceptual, kemampuan fisik, gerakan trampil, komunikasi, non diskursus. Akan tetapi masih dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok.
  • Keterampilan Motorik (muscularor motorskills), memperlihatkan gerak, menunjukkan hasil (pekerjaan tangan), menggerakkan, menampilkan, melompat dan sebagainya.
  • Manipulasi benda-benda (manipulation of materials or objects), menyusun, membentuk, memindahkan, menggeser, mereparasi. Dan sebagainya.
  • Koordinasi neuromuscular, menghubungkan, mengamati, memotong dan sebagainya.
Pengukuran hasil belajar sebagai objek penilaian dapat dibedakan dalam beberapa kategori yakni, kognitif, afekfit dan psikomoris.
Alat penilaian atau pengukuran untuk setiap ranah tersebut mempunyai karakteristik tersendiri sebab setiap ranah berbeda dalam cakupan dan hakikatnya yang terkandung didalamnya.

Daftar Pustaka

- Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Belajar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1989.
- Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Rienaka Cipta, 2005.

Share with your friends