Menerapkan Prinsip Disiplin Positif untuk Mengelola Perilaku dan Kebiasaan Kelas yang Disepakati Bersama - Alfan Fazan Jr.
Menerapkan Prinsip Disiplin Positif untuk Mengelola Perilaku dan Kebiasaan Kelas yang Disepakati Bersama

Menerapkan Prinsip Disiplin Positif untuk Mengelola Perilaku dan Kebiasaan Kelas yang Disepakati Bersama

Di era pendidikan modern, disiplin bukan lagi tentang kontrol dan hukuman, melainkan tentang menumbuhkan rasa tanggung jawab dan karakter positif pada siswa. Pendekatan disiplin positif menawarkan solusi inovatif untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan memberdayakan siswa. Artikel ini akan mengupas penerapan disiplin positif di kelas, mulai dari konsep dasarnya hingga strategi dan manfaatnya bagi proses belajar mengajar.
Penerapan disiplin positif di kelas berfokus pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional siswa. Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa memahami konsekuensi dari tindakan mereka, belajar dari kesalahan, dan bertanggung jawab atas pilihan mereka. Pendekatan ini menekankan pentingnya membangun hubungan positif antara guru dan siswa, serta menciptakan budaya kelas yang saling menghormati dan mendukung.

Berbeda dengan disiplin tradisional yang berfokus pada hukuman dan kontrol, disiplin positif mengedepankan solusi dan penghargaan atas usaha. Guru menggunakan berbagai strategi untuk membangun disiplin positif di kelas

Penerapan Disiplin Positif: Upaya Menerapkan Prinsip Disiplin Positif untuk Mengelola Perilaku dan Kebiasaan Kelas yang Disepakati Bersama

Apa itu Disiplin Positif ?


Disiplin positif adalah sebuah pendekatan yang berfokus pada pengembangan disiplin diri dan tanggung jawab pada siswa. Pendekatan ini berlawanan dengan disiplin tradisional yang menggunakan hukuman dan kontrol sebagai alat utama untuk mengelola perilaku.

Tujuan Penerapan Disiplin Positif dalam Pembelajaran 


Tujuan utama penerapan disiplin positif dalam pembelajaran adalah:

1. Membangun Rasa Hormat dan Tanggung Jawab

Disiplin positif membantu membangun rasa saling menghormati antara guru dan siswa, serta antar siswa. Hal ini menciptakan lingkungan belajar yang aman dan positif di mana siswa merasa dihargai dan dihormati. Disiplin positif juga membantu siswa mengembangkan rasa tanggung jawab atas perilaku dan pembelajaran mereka.

2. Meningkatkan Motivasi dan Keterlibatan Belajar

Disiplin positif membantu meningkatkan motivasi dan keterlibatan belajar siswa. Ketika siswa merasa aman dan dihargai, mereka lebih cenderung untuk terlibat dalam pembelajaran dan berusaha untuk mencapai potensi terbaik mereka.

3. Mengembangkan Keterampilan Sosial dan Emosional

Disiplin positif membantu mengembangkan keterampilan sosial dan emosional siswa, seperti komunikasi, kerja sama, dan menyelesaikan masalah. Keterampilan ini penting untuk membantu siswa sukses dalam kehidupan akademis dan pribadi mereka.

4. Mencegah Perilaku Bermasalah

Disiplin positif membantu mencegah perilaku bermasalah di kelas. Ketika siswa memahami konsekuensi dari perilakunya dan memiliki pilihan yang positif, mereka lebih kecil kemungkinannya untuk terlibat dalam perilaku yang mengganggu atau merusak.

5. Meningkatkan Prestasi Akademik

Penelitian menunjukkan bahwa disiplin positif dapat meningkatkan prestasi akademik siswa. Ketika siswa merasa aman, termotivasi, dan terlibat dalam pembelajaran, mereka lebih cenderung untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam belajar.


Berikut adalah beberapa manfaat lain dari penerapan disiplin positif dalam pembelajaran:
  • Mengurangi stres dan kecemasan
  • Meningkatkan rasa aman dan nyaman
  • Meningkatkan komunikasi dan kerjasama
  • Membangun hubungan yang positif antara guru dan siswa
  • Meningkatkan citra diri dan kepercayaan diri siswa
  • Menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif dan produktif
  • Kesimpulan:

Penerapan disiplin positif dalam pembelajaran memiliki banyak manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah. Disiplin positif membantu menciptakan lingkungan belajar yang aman, positif, dan produktif di mana siswa dapat berkembang dan mencapai potensi terbaik mereka.


Penerapan Disiplin Positif


Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menerapkan disiplin positif dalam mengelola perilaku dan kebiasaan kelas yang disepakati bersama:

Membangun Kesepakatan Kelas: Libatkan siswa dalam proses pembuatan kesepakatan kelas

  • Diskusikan dengan siswa tentang perilaku dan kebiasaan yang ingin mereka lihat di kelas.
  • Buatlah kesepakatan yang jelas, ringkas, dan mudah dipahami. Pastikan semua siswa memahami konsekuensi dari melanggar kesepakatan.
  • Tampilkan kesepakatan kelas di tempat yang mudah dilihat.

Gunakan Konsekuensi yang Positif dan Konsisten: Hindari hukuman

  • Gunakan konsekuensi yang bersifat mendidik dan membantu siswa untuk belajar dari kesalahannya.
  • Gunakan konsekuensi yang konsisten. Pastikan semua siswa menerima konsekuensi yang sama untuk pelanggaran yang sama.
  • Fokus pada solusi, bukan pada masalah. Bantu siswa untuk menemukan cara untuk menyelesaikan masalah dan memperbaiki perilakunya.

Berikan Pengakuan dan Pujian

  • Berikan pengakuan dan pujian atas perilaku positif siswa. Hal ini akan membantu siswa untuk memperkuat perilaku positifnya.
  • Gunakan pujian yang spesifik dan tulus. Hindari pujian yang berlebihan atau generik.
  • Berikan penghargaan atas usaha siswa, bukan hanya atas hasil akhirnya.

Ciptakan Suasana Belajar yang Positif

  • Bangun hubungan yang positif dengan siswa. Hal ini akan membantu siswa untuk merasa aman dan nyaman di kelas.
  • Gunakan humor dan permainan dalam pembelajaran. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik bagi siswa.
  • Berikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dari kesalahannya.

Lakukan Refleksi dan Evaluasi

  • Luangkan waktu untuk melakukan refleksi dan evaluasi. 
  • Pikirkan tentang apa yang berhasil dan apa yang tidak dalam penerapan disiplin positif di kelas.
  • Buatlah perubahan yang diperlukan. Jika suatu strategi tidak berhasil, cobalah strategi lain.

Penerapan disiplin positif membutuhkan waktu dan usaha. Namun, dengan menerapkan prinsip-prinsip disiplin positif, guru dapat menciptakan kelas yang lebih positif dan produktif.


Contoh Perilaku Guru Melakukan Refleksi Dinamika Kelas untuk Menerapkan Kesepakatan Kelas


Situasi:

Bu Ana, guru kelas 5 SD, telah menerapkan kesepakatan kelas selama beberapa minggu. Kesepakatan kelas tersebut meliputi:
  • Mendengarkan dengan seksama saat orang lain berbicara.
  • Mengangkat tangan jika ingin berbicara.
  • Menghormati pendapat orang lain.
  • Menjaga kebersihan kelas.

Pada hari ini, Bu Ana mengamati beberapa siswa melanggar kesepakatan kelas, seperti:
  • Beberapa siswa berbicara saat Bu Ana sedang menjelaskan pelajaran.
  • Beberapa siswa tidak mengangkat tangan saat ingin berbicara.
  • Beberapa siswa membuang sampah sembarangan.

Refleksi:

Bu Ana merenungkan apa yang telah terjadi di kelasnya. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang diajukannya kepada diri sendiri:
  • Apa yang menyebabkan siswa melanggar kesepakatan kelas?
  • Apakah kesepakatan kelas masih relevan dengan kebutuhan siswa?
  • Apakah saya telah menerapkan konsekuensi yang konsisten untuk pelanggaran kesepakatan kelas?
  • Apakah saya telah memberikan pengakuan dan pujian atas perilaku positif siswa?
  • Bagaimana saya dapat menciptakan suasana belajar yang lebih positif dan produktif?

Tindakan:

Berdasarkan hasil refleksinya, Bu Ana memutuskan untuk melakukan beberapa tindakan berikut:
  • Berdiskusi dengan siswa tentang apa yang menyebabkan mereka melanggar kesepakatan kelas.
  • Merevisi kesepakatan kelas bersama dengan siswa.
  • Menerapkan konsekuensi yang lebih konsisten untuk pelanggaran kesepakatan kelas.
  • Memberikan lebih banyak pengakuan dan pujian atas perilaku positif siswa.
  • Menerapkan strategi baru untuk menciptakan suasana belajar yang lebih positif dan produktif.

Contoh Perilaku:
  • Bu Ana berbicara dengan siswa yang melanggar kesepakatan kelas. Dia bertanya kepada mereka mengapa mereka melanggar kesepakatan dan apa yang dapat mereka lakukan untuk tidak mengulanginya lagi.
  • Bu Ana mengadakan pertemuan kelas untuk membahas kesepakatan kelas. Dia meminta masukan dari siswa tentang kesepakatan yang ada dan apa yang ingin mereka ubah.
  • Bu Ana membuat tabel konsekuensi untuk pelanggaran kesepakatan kelas. Dia memastikan bahwa semua siswa memahami konsekuensinya.
  • Bu Ana memuji siswa yang mengikuti kesepakatan kelas. Dia mengatakan kepada mereka bahwa dia senang melihat mereka berperilaku dengan baik.
  • Bu Ana menggunakan permainan dan aktivitas yang menyenangkan dalam pembelajaran. Hal ini membuat pembelajaran lebih menarik bagi siswa.

Melakukan refleksi dinamika kelas merupakan hal yang penting bagi guru untuk menerapkan kesepakatan kelas. Dengan melakukan refleksi, guru dapat memahami apa yang terjadi di kelasnya dan mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan perilaku dan kebiasaan siswa.


Contoh Perilaku Guru Melakukan Penguatan Positif terhadap Perilaku yang Sesuai atau Mendukung Kesepakatan Kelas


Situasi:

Bu Ani, guru kelas 3 SD, telah menerapkan kesepakatan kelas selama beberapa minggu. Kesepakatan kelas tersebut meliputi:
  • Mendengarkan dengan seksama saat orang lain berbicara.
  • Mengangkat tangan jika ingin berbicara.
  • Menghormati pendapat orang lain.
  • Menjaga kebersihan kelas.

Pada hari ini, Bu Ani mengamati beberapa siswa menunjukkan perilaku yang sesuai atau mendukung kesepakatan kelas, seperti:
  • Beberapa siswa mendengarkan dengan seksama saat Bu Ani menjelaskan pelajaran.
  • Beberapa siswa mengangkat tangan saat ingin berbicara.
  • Beberapa siswa membantu membersihkan kelas setelah selesai belajar.

Penguatan Positif:

Bu Ani memberikan penguatan positif terhadap perilaku siswa yang sesuai atau mendukung kesepakatan kelas. Berikut adalah beberapa contoh perilakunya:

Memberikan pujian:"Terima kasih, Ana, telah mendengarkan dengan seksama penjelasan saya."
"Bagus sekali, Budi, kamu telah mengangkat tangan sebelum berbicara."
"Senang sekali melihat kalian semua bekerja sama membersihkan kelas."
Memberikan penghargaan:Memberikan stiker kepada siswa yang telah menunjukkan perilaku positif.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang telah menunjukkan perilaku positif untuk memimpin kelas.
Memberikan perhatian:Tersenyum kepada siswa yang telah menunjukkan perilaku positif.
Berbicara dengan siswa tentang perilaku positifnya.

Contoh Perilaku:

Bu Ani memuji Ana yang telah mendengarkan dengan seksama penjelasannya. Dia mengatakan kepada Ana bahwa dia senang melihat Ana fokus pada pelajaran.
Bu Ani memberikan stiker kepada Budi yang telah mengangkat tangan sebelum berbicara. Dia mengatakan kepada Budi bahwa dia senang melihat Budi mengikuti kesepakatan kelas.
Bu Ani memberikan kesempatan kepada siswa yang telah membantu membersihkan kelas untuk memimpin kelas pada hari berikutnya. Dia mengatakan kepada siswa bahwa dia senang melihat mereka bekerja sama dan bertanggung jawab.

Memberikan penguatan positif terhadap perilaku yang sesuai atau mendukung kesepakatan kelas merupakan hal yang penting untuk meningkatkan disiplin dan motivasi siswa. Penguatan positif dapat membantu siswa untuk memahami perilaku yang diharapkan dan mendorong mereka untuk terus berperilaku positif.

Contoh Perilaku Guru Memfasilitasi Peserta Didik Menyadari Konsekuensi dan Memperbaiki Perilaku Melanggarnya (Restitusi) 


Situasi: 

Bu Rina, guru kelas 2 SD, mengamati Budi, salah satu siswanya, mencoret-coret meja belajarnya dengan spidol. Perilaku ini melanggar kesepakatan kelas yang telah disepakati bersama, yaitu menjaga kebersihan dan kerapian kelas. 

Langkah-langkah Fasilitasi: 
  • Membuka Dialog dengan Tenang dan Ramah: Bu Rina mendekati Budi dan menanyakan dengan tenang apa yang sedang dia lakukan. Bu Rina mendengarkan penjelasan Budi dengan penuh perhatian dan tanpa menghakimi. 
  • Membantu Budi Menyadari Konsekuensi Perilakunya: Bu Rina bersama Budi mengamati meja yang dicoret-coret. Bu Rina bertanya kepada Budi bagaimana perasaan dia jika mejanya dicoret-coret oleh orang lain. Bu Rina membantu Budi menghubungkan perilakunya dengan dampak yang ditimbulkan kepada orang lain dan lingkungan belajar. 
  • Mendorong Budi Menemukan Solusi: Bu Rina bertanya kepada Budi bagaimana dia bisa memperbaiki kerusakan yang telah dia buat. Bu Rina memberikan beberapa alternatif solusi, seperti membersihkan meja dengan lap basah atau mengganti meja yang dicoret-coret. Bu Rina memberi kesempatan kepada Budi untuk memilih solusi yang menurutnya paling tepat. 
  • Mendukung dan Membimbing Budi dalam Melaksanakan Solusi: Bu Rina membantu Budi membersihkan meja yang dicoret-coret dengan lap basah. Bu Rina memberikan pujian kepada Budi atas usahanya membersihkan meja. Bu Rina mengingatkan Budi untuk menjaga kebersihan dan kerapian kelas di masa depan. 

Contoh Perilaku: 

Bu Rina: "Budi, apa yang sedang kamu lakukan?" 
Budi: "Saya sedang menggambar di meja." 
Bu Rina: "Apakah boleh menggambar di meja belajar?" 
Budi: "Maaf, Bu. Saya lupa." 
Bu Rina: "Bagaimana perasaanmu jika meja belajarmu dicoret-coret oleh orang lain?" 
Budi: "Saya akan sedih dan marah." 
Bu Rina: "Bagaimana kamu bisa memperbaiki meja yang sudah dicoret-coret ini?" 
Budi: "Saya bisa membersihkannya dengan lap basah." 
Bu Rina: "Itu ide yang bagus. Ayo, Bu bantu kamu membersihkannya." 
Budi: "Terima kasih, Bu." 
Bu Rina: "Sama-sama, Budi. Ingatlah untuk menjaga kebersihan dan kerapian kelas ya." 

Memfasilitasi peserta didik untuk menyadari konsekuensi dan memperbaiki perilaku melanggarnya (restitusi) merupakan strategi yang efektif untuk membangun disiplin dan tanggung jawab. Dengan memfasilitasi restitusi, guru membantu peserta didik untuk: Memahami dampak negatif dari perilakunya. Menemukan solusi untuk memperbaiki kesalahannya. Belajar dari kesalahannya dan tidak mengulanginya di masa depan. 

Berikut adalah beberapa tips untuk memfasilitasi restitusi: 
  1. Tetap tenang dan ramah. Hindari menghakimi atau menghukum. 
  2. Bantu peserta didik untuk memahami konsekuensi dari perilakunya. 
  3. Dorong peserta didik untuk menemukan solusi sendiri. 
  4. Berikan dukungan dan bimbingan kepada peserta didik dalam melaksanakan solusi.

Share with your friends

Ad Placement