Cara Membuat Tema dan Cara Memetakan Tema ( Pembelajaran Tematik ) - Alfan Fazan Jr.
Cara Membuat Tema dan Cara Memetakan Tema ( Pembelajaran Tematik )

Cara Membuat Tema dan Cara Memetakan Tema ( Pembelajaran Tematik )

Pengertian Pemetaan Tema dalam Pembelajaran Tematik

Pemetaan tema adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasi-kan materi pengajaran dan pengalaman belajar melalui keterpaduan tema. Tema menjadi pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Pada model pembelajaran ini guru menyajikan pembelajaran dengan tema dan sub tema yang disepakati dan dihubungkan dengan antar mata pelajaran sehingga siswa-siswi memperoleh pandangan dan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari mata pelajaran yang berbeda-beda (Sukayati, 1998).

Sebagaimana Sukayati, Subroto (1998) menegaskan bahwa dalam pembelajaran tematik yang juga disebut pembelajaran terpadu model terkait, pelajaran dimulai dari suatu tema. Tema diramu dari kompetensi dasar dan indikator dari beberapa mata pelajaran yang dijabarkan dalam konsep, keterampilan atau kemampuan yang ingin dikembangkan dan didasarkan atas situasi dan kondisi kelas, guru, madrasah dan lingkungan. Dengan demikian, menurut Sukayati (2004) siswa-siswi mempunyai motivasi tinggi karena pelajaran melalui tema ini akan memudahkan mereka dalam melihat bagaimana berbagai kegiatan dan gagasan dapat saling terkait tanpa harus melihat batas-batas pemisah beberapa mata pelajaran.

Pemetaan tema dapat dilakukan dengan berbagai cara. Namun demikian, tidak ada cara yang terbaik untuk menentukan tema tetapi tergantung dari situasi dan kondisi karena pada dasarnya pembelajaran tematik bergantung pada situasi dan kondisi kelas, sekolah, guru, atau lingkungan sehingga prosedur penentuan tema disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.

Menurut Tim Puskur dari Departemen Pendidikan Nasional (2006) menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, guru mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam tiap-tiap mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai. Cara kedua, guru menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerja sama dengan siswa-siswi sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.

Perbedaan antara cara pertama dengan cara yang kedua terletak pada penentuan tema. Cara yang pertama penentuan tema dilakukan setelah guru melakukan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar karena dalam indikator. Tema ditentukan setelah melihat keterhubungan antara kompetensi satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Berikut ini adalah contoh keterhubungan kompetensi dasar dan indikator dengan tema.

Adapun kegiatan yang dilakukan adalah:

Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam Indikator
Melakukan kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam indikator.
Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
  • Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik.
  • Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
  • Dirumuskan dalam diamati.
Menentukan Tema
Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni: pertama. Mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.

Kedua. Menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Tema untuk pembelajaran tematik dapat berasal dari beberapa sumber. di antaranya adalah :
  • Isu-isu
  • Masalah-masalah
  • Event-event khusus
  • Minat siswa
  • Literatur
Tema-tema dalam pembelajaran tematik, sebagaimana dijelaskan Subroto dan Herawati (1978) juga dapat dikembangkan berdasarkan kriteria berikut :
  • Minat siswa-siswi yang pada umumnya dapat menarik untuk dijadikan kriteria penentuan tema, seperti hari libur. Kegiatan hari libur sangat menyenangkan bagi siswa-siswi. Banyak yang dapat dilakukan oleh siswa-siswi, seperti memain bola, ke sawah, dan sebagainya.
  • Minat guru yang berhubungan dengan sekolah, siswa-siswi atau proses pembelajaran yang disesuaikan dengan pemahaman siswa-siswi. Misalnya, guru dapat memilih tema koperasi sekolah. Guru dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang dijual di koperasi sekolah? Dan apa keuntungan koperasi sekolah?
  • Kebutuhan siswa-siswi, seperti perkelahian antara siswa-siswi yang perlu pemecahan dan jalan keluar. Siswa-siswi dapat dilibatkan dalam mengambil pemecahan perkelahian antara siswa-siswi. Oleh karena itu, perkelahian dapat dijadikan sebagai tema.
Selain kriteria tersebut, menurut Subroto dan Herawati (1978) terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam penentuan tema, yaitu :
  • Penentuan tema merupakan hasil ramuan dari berbagai disiplin ilmu.
  • Tema diangkat sebagai sarana untuk mencapai sasaran materi pelajaran dan prosedur penyampaian.
  • Tema sesuai dengan karakteristik belajar siswa-siswi sehingga perkembangan anak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
  • Tema harus bersifat cukup problematik sehingga kemungkinan luas untuk melaksanakan kegiatan belajar yang lebih efektif dibanding dengan proses belajar mengajar yang konvensional.
Penentuan tema dapat ditempuh dengan prosedur yang dikemukakan oleh Subroto dan Herawati (1978) sebagai berikut :
  • Menumbuhkan minat siswa-siswi pada suatu tema.
  • Mempertimbangkan sumber-sumber yang diperlukan. Bila perlu guru mempersiapkan rencana antisipasi, misalnya karya wisata.
  • Mengidentifikasi apa yang telah diketahui oleh siswa-siswi dan apa saja yang ingin diketahui.
  • Menentukan fokus tema tertentu, pemahaman, nilai-nilai, pengetahuan, atau sikap.
  • Menentukan cara-cara untuk melakukan eksplorasi pertanyaan-pertanyaan, dan mempertimbangkan ketrampilan-ketrampilan yang harus dimiliki siswa-siswi.
  • Mengumpulkan sumber-sumber belajar.
  • Mengacu pada pertanyaan-pertanyaan fokus.
  • Penilaian yang dilakukan berulang-ulang dan mengkaji hasilnya pada kegiatan akhir.
Ada tiga model penentuan tema, yaitu : pertama, tema ditentukan oleh guru dan dikembangkan dalam sub-sub tema. Kedua, tema ditentukan bersama-sama antara guru dan siswa-siswi. Keempat, tema ditentukan oleh siswa-siswi.

Share with your friends